Snowpiercer |
lucian Kristoff Ginsberg
Full Name: Lucian Kristoff Ginsberg
Nickname: Luca
Face Claim: Devon Bostick
Place Of Birth: Stockholm, Sweden
Date of Birth: 2nd June
Age : 25 Years Old
Sexuality: Pansexual
Blood type: A
Nationality: Swedish
Hair Color: Brown –dark
Eye Color: Brown
Height: 183 cm
Shoe size: (EU) 42
Occupation:
#HISTORY
Tak banyak yang Luca harapkan dari sebuah keluarga kecil ini, kecuali perhatian dan kasih sayang lebih. Memang ia tidak produktif, bisa dibilang hanya menyusahkan karena menggunakan uang tagihan untuk berjudi dan menjatuhkan dirinya kedalam neraka jalanan. Telah menjadi contoh buruk bagi adik lelakinya, Joel yang mungkin sekarang sudah menjadi pengedar narkoba. Jujur saja, Luca belum pernah mencoba barang keji itu. Bukan karena sok suci, hanya saja ia tidak tertarik, takut menjadi ketagihan dan membebani orang tuanya. Tidak seperti Almeira, adik bungsu yang sepertinya menikmati hidupnya dengan kelas baik disekolah dan kamar nyaman dirumah. Luca jarang pulang, bahkan keluarga tidak mencari untuknya. Bermain dibeberapa gig dan cafe, memetik gitar untuk beberapa roti keju dengan tuna didalamnya sudah menjadi kegiatan tak menentu Luca, hingga penduduk kota mulai mengenal namanya. Sebelum ia menemukan selembar tiket kereta Snowpiercer didalam bungkusan roti.
Tanpa pikir panjang, apalgi melihat tawaran pekerjaan yang membuatnya langsung mendaftar sebagai bartender di bar kereta tersebut, tanpa sedikit keahlian kecuali memikat pelanggan dengan senyum pincangnya.
#APPEARANCE :
Hidung lancip yang terkadang mengganggunya menjadi penanda oleh teman-teman Luca ketika ia menampakkan batang hidungnya juga rambut gelap acak-acakan yang terlihat seperti tidak pernah disisir dalam waktu lama. Kumis tipis itu merekat diatas bibirnya,jakun kecil yang menandakan bahwa pria tinggi itu memiliki badan yang ramping. Jika diperhatikan lekat-lekat, kaki pria ini lebih panjang dari setengah tiang bendera. Tidak seimbang dengan tubuhnya. Kulit cokelat pasih yang membalut tulang milik Luca dipenuhi coretan-coretan luka,dibahu dan juga dibawah mata kirinya. Jaket hitam parasut lusuh sudah menjadi temannya sejak kecil, melindungi dirinya dari sengatan panas maupun derasnya hujan, tak ada yang penting mengenai jaket tersebut kecuali pengalaman yang dibawanya, setiap teduhan yang diberikan ketika orangtuanya sama sekali tidak berada.
#PERSONALITY
Pendorong? Mungkin saja. Setiap ketakutan dalam kehidupan sudah dilahap oleh ketidak pedulian Luca. Namun entah kenapa, ada ruang besar dihatinya untuk empati terhadap orang lain, untaian kata-kata di kepalanya untuk membangun seseorang, membuat mereka merasa lebih baik ketika ia tidak bisa melakukan untuk dirinya sendiri. Membantu sekitar, memimpin dan cepat dalam membuat langkah mungkin menutupi ribuan keburukan yang dimilikinya—meskipun ia melakukannya dengan tulus. Walaupun tutur katanya membuat orang-orang percaya akan harapan, atau adanya suatu kebaikan yang akan terjadi, cara penyampaian Luca kadang membuat orang merasa risih. Ya, bisa dibilang ia sangat lancang, blak-blak-an dan sedikit kasar. Yeah, ada sedikit peringatan untuk tidak menatap Luca terlalu lama, ia sangat benci mendapat perhatian ataupun ditatap. Hindari kontak mata dengannya, amarah tanpa alasan dapat terpancing akan hal kecil itu. Satu dari banyak kebiasaan buruk Luca ialah, membuntuti orang. Mencari tahu seluk beluk seseorang untuk disimpan sebagai senjata maupun jebakan sudah menjadi kegemarannya.
#TRIVIA
Nickname: Luca
Face Claim: Devon Bostick
Place Of Birth: Stockholm, Sweden
Date of Birth: 2nd June
Age : 25 Years Old
Sexuality: Pansexual
Blood type: A
Nationality: Swedish
Hair Color: Brown –dark
Eye Color: Brown
Height: 183 cm
Shoe size: (EU) 42
Occupation:
- TRAIN CREW: Bartender and Laundry Service
- Russell Keaton Ginsberg | DAD | 49 | Alive
- Elizabeth Lindsey Ginsberg | MOM | 43 | Alive
- Joel Isaac Ginsberg | BROTHER | 21 | Alive
- Almeira Elizabeth Ginsberg | SISTER | 19 | Alive
#HISTORY
Tak banyak yang Luca harapkan dari sebuah keluarga kecil ini, kecuali perhatian dan kasih sayang lebih. Memang ia tidak produktif, bisa dibilang hanya menyusahkan karena menggunakan uang tagihan untuk berjudi dan menjatuhkan dirinya kedalam neraka jalanan. Telah menjadi contoh buruk bagi adik lelakinya, Joel yang mungkin sekarang sudah menjadi pengedar narkoba. Jujur saja, Luca belum pernah mencoba barang keji itu. Bukan karena sok suci, hanya saja ia tidak tertarik, takut menjadi ketagihan dan membebani orang tuanya. Tidak seperti Almeira, adik bungsu yang sepertinya menikmati hidupnya dengan kelas baik disekolah dan kamar nyaman dirumah. Luca jarang pulang, bahkan keluarga tidak mencari untuknya. Bermain dibeberapa gig dan cafe, memetik gitar untuk beberapa roti keju dengan tuna didalamnya sudah menjadi kegiatan tak menentu Luca, hingga penduduk kota mulai mengenal namanya. Sebelum ia menemukan selembar tiket kereta Snowpiercer didalam bungkusan roti.
Tanpa pikir panjang, apalgi melihat tawaran pekerjaan yang membuatnya langsung mendaftar sebagai bartender di bar kereta tersebut, tanpa sedikit keahlian kecuali memikat pelanggan dengan senyum pincangnya.
#APPEARANCE :
Hidung lancip yang terkadang mengganggunya menjadi penanda oleh teman-teman Luca ketika ia menampakkan batang hidungnya juga rambut gelap acak-acakan yang terlihat seperti tidak pernah disisir dalam waktu lama. Kumis tipis itu merekat diatas bibirnya,jakun kecil yang menandakan bahwa pria tinggi itu memiliki badan yang ramping. Jika diperhatikan lekat-lekat, kaki pria ini lebih panjang dari setengah tiang bendera. Tidak seimbang dengan tubuhnya. Kulit cokelat pasih yang membalut tulang milik Luca dipenuhi coretan-coretan luka,dibahu dan juga dibawah mata kirinya. Jaket hitam parasut lusuh sudah menjadi temannya sejak kecil, melindungi dirinya dari sengatan panas maupun derasnya hujan, tak ada yang penting mengenai jaket tersebut kecuali pengalaman yang dibawanya, setiap teduhan yang diberikan ketika orangtuanya sama sekali tidak berada.
#PERSONALITY
Pendorong? Mungkin saja. Setiap ketakutan dalam kehidupan sudah dilahap oleh ketidak pedulian Luca. Namun entah kenapa, ada ruang besar dihatinya untuk empati terhadap orang lain, untaian kata-kata di kepalanya untuk membangun seseorang, membuat mereka merasa lebih baik ketika ia tidak bisa melakukan untuk dirinya sendiri. Membantu sekitar, memimpin dan cepat dalam membuat langkah mungkin menutupi ribuan keburukan yang dimilikinya—meskipun ia melakukannya dengan tulus. Walaupun tutur katanya membuat orang-orang percaya akan harapan, atau adanya suatu kebaikan yang akan terjadi, cara penyampaian Luca kadang membuat orang merasa risih. Ya, bisa dibilang ia sangat lancang, blak-blak-an dan sedikit kasar. Yeah, ada sedikit peringatan untuk tidak menatap Luca terlalu lama, ia sangat benci mendapat perhatian ataupun ditatap. Hindari kontak mata dengannya, amarah tanpa alasan dapat terpancing akan hal kecil itu. Satu dari banyak kebiasaan buruk Luca ialah, membuntuti orang. Mencari tahu seluk beluk seseorang untuk disimpan sebagai senjata maupun jebakan sudah menjadi kegemarannya.
#TRIVIA
- Jika Luca memamerkan otot lengannya, jangan percaya. Itu hanyalah tumpukan tulang pipa yang dipaksakannya.
- Selalu lapar dan gemar memakan roti yang diberi rum.
- Pandai stunt dan bermain musik
- Siklus tidur seperti burung hantu.
- Music: Arctic Monkeys, Bastille, Halsey
- Film: The loopers, Arthur Spiderwick, Project Almanac
- TV Show: Orphan Black, American Horror Story
- Actor: Evan Peters
- Actress: Tatiana Maslany
- Sport: Football
- Sports Team: Arsenal F.C.
- Clothing: Leather Jackets
- Chocolate Bar: Twix
- Superhero: Iron Man
- Season: Summer
- Place: Mum’s House
- City: London, UK
- Pizza Toppings: Mushrooms, Chicken, and Sweetcorn